Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

'Durgamahisasuramardhini', Ogoh-ogoh Sekaa Teruna Wirasanta Banjar Benaya Dinilai

'Durgamahisasuramardhini', Ogoh-ogoh Sekaa Teruna Wirasanta Banjar Benaya Dinilai

Denpasar, PorosBali.com- Tim penilai Lomba Ogoh-ogoh Kota Denpasar mengunjungi ogoh-ogoh Sekaa Teruna Wirasanta, Banjar Benaya, Kelurahan Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara, Kamis (9/3/2023).

 

Tim penilai yang terdiri atas 12 orang ini tiba di Balai Banjar Benaya pukul 14.50 WITA diterima oleh Ketua Sekaa Teruna Wirasanta, Putu Gede Pradnya Winarta didampingi Kelihan Adat Banjar Benaya, I Gusti Agung Bagus Widara.

 

Pada lomba ogoh-ogoh tahun ini, Sekaa Teruna Wirasanta menampilkan "Durgamahisasuramardhini".

"Durgamahisasuramardhini, kami angkat sebagai tema ogoh-ogoh karena Dewi Durga memiliki kesaktian yang luar biasa," ujar Pradnya didampingi sejumlah anggota Sekaa Teruna Wirasanta.

Pradnya mengatakan, dalam Lontar Siwagama disebutkan Durga dalam mythologi Hindu, dikenal sebagai dewi yang menyeramkan, yang dianggap sebagai penjelmaan dari Dewi Uma atau Parwati, yaitu sakti (istri) Dewa Siwa. Dalam agama Hindu, dewa-dewa mempunyai 2 aspek, yaitu aspek yang baik (santa) dan aspek yang menyeramkan (krodha). Maka Dewa Siwa sebagai aspek dewa yang baik, digambarkan sebagai Siwa Mahadewa, sedangkan dalam aspek krodha, digambarkan sebagai Dewa Kala yang menyeramkan. 

Demikian pula istrinya/saktinya, sebagai perwujudan aspek yang baik, istri Siwa digambarkan cantik jelita sebagai Parwati atau Uma, sedangkan dalam aspek yang menyeramkan digambarkan sebagai Durga. Kata Durga (bahasa Sanskerta), berarti "la yang tidak dapat didekati, yaitu suatu julukan terhadap dewi yang ganas menakutkan itu. 

Di dalam peperangan, Durga berubah-ubah bentuk, kadang kadang bertangan sepuluh, dua belas dan seterusnya. Durga mempunyai nama-nama lain, yang disesuaikan dengan keadaannya pada waktu itu. Di dalam peperangan itu, tiba-tiba Durga merubah dirinya bertangan sepuluh disebut Dasabhuja dan membunuh para asura yang diketemukannya. 

Atas kekalahannya itu, Asura mengirim panglima perangnya, yang bernama Raktawija. Dengan segera ia berhadapan dengan Durga. Durga mengendarai seekor singa, yang ikut mengamuk menghabisi Asura Karena kendaraannya itu Durga disebut Singhawahini (la yang berkendaraan singa). Dalam pertempuran itu Raktawija mempunyai kesaktian yang unik. Jika ia terluka, mengeluarkan darah, begitu darah menetes menyentuh bumi, maka pada saat itu pula, darah itu berubah menjadi Asura baru. 

Karena kesaktiannya ini pulalah maka ia disebut Raktawija, artinya "Ia yang lahir dari darah. Demikianlah berkali-kali terjadi, sehingga dalam waktu sekejap, pihak Asura mendapat tambahan bantuan beribu-ribu jumlahnya. Walaupun demikian Raktawija terdesak, sehingga ia berusaha melarikan diri. Dalam usaha melarikan diri itu ia berubah menjadi seekor kerbau, dinamakan "Mahisa Asura", yang artinya Asura yang berubah menjadi kerbau. Ia melarikan diri dan bergabung diantara kerbau-kerbau yang sedang ada dalam gembalaan di padang rumput. Akan tetapi Durga mengetahuinya dan mengejar terus.

Semua senjata yang ada di tangan Dewi Durga dipergunakannya, tetapi tidak ada yang mengena. Akhirnya Dewi Durga meloncat ke atas punggung kerbau itu dan begitu kaki Durga menginjak punggungnya, kerbau itu pingsan. Lalu Durga menyembelih leher kerbau itu dan

Raktawija muncul sebagai bentuk aslinya, keluar dari leher yang disembelih itu. Dalam keadaan itulah Durga diberi julukan "Durgamahisasuramardhini".

Ogoh Ogoh "Durgamahisasuramardhini" dibuat selama dua bulan dengan bahan bambu, kertas koran bekas.

"Kami tidak menggunakan plastik ataupun styrofoam dalam pembuatan ogoh-ogoh ini," tegas Pradnya. 

"Apa yang kami buat ini merupakan kreativitas kami, Sekaa Teruna Wirasanta selama dua bulan," ucapnya.

Kehadiran "Durgamahisasuramardhini" diharapkan dapat mewarnai semarak Lomba Ogoh-ogoh Kota Denpasar Tahun ini. (Pbm7)


TAGS :

Komentar