Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Konsisten, WHDI Kota Denpasar Kembali Gelar Pelatihan Banten Bagi Wanita Hindu

Wakil Ketua WHDI Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa serta Ketua DWP Kota Denpasar, Ny. Ida Ayu Alit Wiradana saat menghadiri Pelatihan membuat Banten Ayaban Tumpang Pitu. (Foto/hms)

Denpasar, PorosBali.com- Pelatihan membuat Banten Ayaban Tumpang Pitu secara konsisten diadakan oleh organisasi Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Denpasar. Setelah penyelenggaraan di beberapa lokasi, kegiatan ini kembali digelar di Banjar Sapta Bumi, Desa Tegal Harum, Kecamatan Denpasar Barat, pada Minggu (12/3). 

Kegiatan itu, langsung dihadiri oleh Wakil Ketua WHDI Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa serta Ketua DWP Kota Denpasar, Ny. Ida Ayu Alit Wiradana. 

Melibatkan para wanita Hindu lintas generasi, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa mengemukakan pelatihan banten ini dimaksudkan guna meningkatkan pemahaman krama, utamanya wanita Hindu terkait tata cara dan proses pembuatan banten. 

"Para ibu ibu mungkin sudah  sangat akrab dengan pembuatan banten untuk keseharian, baik di rumah maupun acara adat lainnya. Namun melalui pelatihan banten ini, saya mengharapkan adanya proses saling bertukar ilmu dan pengetahuan yang dimiliki," kata Ny. Ayu Kristi. 

Baca juga: Sekda Serahkan Piala Bergilir Walikota Lomba Ogoh-ogoh Mini ST Dharma Yowana Banjar Anggarkasih

Menyoal pemilihan Banten Ayaban Tumpeng Pitu sebagai subjek pelatihan,  Ny. Ayu Kristi bertutur, sebagai jenis persembahan pada tatanan madyaning utama, Ayaban tumpeng pitu ini cukup lumrah digunakan untuk manusa yadnya.

"Jenis banten ini tentu sudah sering dijumpai oleh para Ibu. Maka, saya mengharapkan melalui pelatihan ini ibu-ibu bisa secara mandiri membuat banten, minimal untuk diri dan juga keluarga sesuai pakem yang telah diatur dalam Sastra Agama Hindu," lanjutnya. 

Pelatihan banten ini menghadirkan tiga orang narasumber pelatihan WHDI Kota Denpsar. Yakni, Ni Wayan Sukerti, Ni Nyoman Ciri serta Ni Made Sucitawati. 

Salah seorang narasumber, Ni Wayan Sukerti mengatakan, dengan metode 'learning by doing', para peserta pelatihan diajak langsung mempraktekan cara mejejahitan sembari diedukasi makna dan filosofi komponen banten itu sendiri. 


"Sarana upakara ini memiliki simbol dan makna tersendiri saat kita melakukan persembahan ke hadapan Sang Pencipta dan alam semesta. Ada beragam makna dan filosofi yang terkandung di dalamnya," kata Wayan Sukerti. 


WHDI Kota Denpasar dalam pelaksanannya, mengadakan secara berkelanjutan pelatihan  banten ini dan diadakan secara rutin dengan menyasar 2 banjar di masing masing kecamatan. (Pbm2)


TAGS :

Komentar