Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Viraguna Bagoes Oka: Ekonomi Bali 2025 Tetap Optimis

Viraguna Bagoes Oka bersama Made Arya Amitaba. (foto/pbm)

Gianyar, PorosBali.com- Walau banyak tantangan dan hambatan, pengamat ekonomi senior Viraguna Bagoes Oka memastikan ada celah optimis untuk perekonomian Bali tahun 2025 mendatang. Hal ini diungkapkannya di sela-sela tampil sebagai narasumber dalam Seminar Economic Outlook 2025 yang digelar BPRKanti, di bilangan Batubulan Gianyar, Jumat (22/11/2024).

Mantan Kepala BI Bali tersebut menyatakan, dalam waktu beberapa hari ini akan ada pesta demokrasi berupa pilkada serentak, setelah sebelumnya pilpres dan pileg. “Situasi ekonomi pada 2025 masih sangat tergantung pada kepemimpinan nasional dan kepemimpinan di provinsi maupun kabupaten/kota. Ini yang tidak mudah kita prediksi. Yang bisa kita kemukakan adalah kisi-kisi harapan dan tantangan,” tegasnya didampingi Dirut BPR Kanti Made Arya Amitaba.

Dia berharap, pemimpin yang terpilih adalah mereka yang bisa menyatukan visinya. Ini yang tidak mudah, sulit untuk diprediksi namun harapan-harapan tetap ada. “Jika pilkada berjalan damai dan tidak ada gejolak apa pun, yakin arah satu kesatuan pimpinan nasional akan bisa terwujud. Berikutnya, potensi Indonesia sangat strategis dan sangat menentukan. Semua negara luar menaruh perhatian dan punya kepentingan terhadap Indonesia, termasuk Bali,” ungkapnya.

Selain harapan, Viraguna pun mengungkap tantangan yang ternyata juga cukup banyak. Di antaranya tantangan global sudah terjadi, ketegangan antara AS, China, termasuk Rusia, bahkan sudah sempat memanas. Selanjutnya, Indonesia juga menghadapi tantangan yang tidak kecil, seperti penegakan hukum yang masih memerlukan perhatian, korupsi masih jadi agenda utama termasuk belum ada kepastian soal perampasan aset.

Baca Juga: BPR Kanti Bangun Optimisme Masyarakat Hadapi Tantangan Ekonomi 2025

Berikutnya, masyarakat golongan kaya, menengah dan bawah sudah makin melebar, terutama menengah ke bawah cukup memprihatinkan. Pasar keuangan sudah beragam sekali mulai dari finteks, pinjol, dan sistem pembayaran yang memberikan kemudahan kepada golongan menengah ke bawah yang sedang menghadapi persoalan-persoalan di bidang ekonomi. “Yang lebih memprihatinkan, pinjaman daring yang kita kenal dengan pinjol. Ini sangat mencengangkan. Hampir 9,8 juta penduduk Indonesia yang terjerat pinjol. Yang lebih miris 80 persen dari mereka situasi dan kondisinya menjadi tantangan berat bagi kita semua,” tegasnya.

Karena itu, Viraguna menyatakan, lembaga keuangan atau perbankan harus betul-betul bisa menyikapi dan mengupayakan suatu keharmonisan dengan otoritas. Munculnya finteks dan pasar uang yang begitu mudah membuat perbankan agak terdesak dalam menyalurkan dana. “Mau tidak mau, perbankan harus bergandengan tangan dengan otoritas untuk memperoleh solusi. Nonperforming loan atau kredit macet akan menjadi ancaman. Dulu ada fasilitas Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), bahkan ada Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek (FPJP), sekarang sama sekali tidak ada.

Apakah Bali tidak baik-baik saja? Ditanya demikian, Viraguna menyatakan bukan tidak baik-baik, tetapi perlu ada kepemimpinan yang strong dan yang bisa memahami situasi ini untuk memberikan optimisme di bidang ekonomi. (pbm7)


TAGS :

Komentar