Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Eksistensi Pertanian, AMERTA: Stop Alih Fungsi Lahan, Wandhira: Pemerintah Gagal Pertahankan RTHK

Calon Walikota Gede Ngurah Ambara dan Calon Wakil Walikota Made Bagus Kertha Negara

Denpasar, PorosBali.com- Salah satu komitmen Paslon AMERTA menjaga Denpasar sebagai Kota Berwawasan Budaya adalah menjaga eksistensi pertanian yang kini tereliminasi oleh pesatnya perkembangan pembangunan. Upaya konkret yang akan dilakukan jika dipercaya memimpin Kota Denpasar adalah menghentikan alih fungsi lahan. 

Hal ini disampaikan Calon Walikota Gede Ngurah Ambara Putra didampingi Calon Wakil Walikota Made Bagus Kertha Negara saat berkunjung dan menyerap aspirasi petani di Munduk Muntig Subak Intaran Barat, Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan, Jumat (23/10/2020).

Lebih lanjut Paslon Nomor Urut 2 pada Pilwali Kota Denpasar pada 9 Desember 2020 mendatang itu mengungkapkan budaya pertanian menjadi penting perhatikan karena selama ini menjadi daya tarik pariwisata. Ngurah Ambara mengatakan salah satu budaya pertanian yaitu penggunaan sapi untuk membajak sawah. Ini adalah salah satu kearifan lokal. Denpasar sebagai Kota Berwawasan Budaya mestinya bisa kembali menggalakkan penggunaan sapi atau kerbau untuk membajak sawah, menggantikan penggunaan traktor. Menurutnya penggunaan sapi atau kerbau ini selain menjadi daya tarik wisatawan di daerah pariwisata Denpasar juga kotorannya dapat menyuburkan tanah. 

Selain itu untuk menjaga eksistensi pertanian perlu perhatian yang lebih kepada petani, misalnya pemberian subsidi pupuk, bibit serta bantuan lainnya. Paling penting menurut Ngurah Ambara adalah menghentikan alih fungsi lahan. Pasalnya pembangunan di Kota Denpasar selama ini cenderung kesamping, bukan keatas. 

"Harapan kami kedepan pembangunan Kota Denpasar tidak lagi kesamping, melainkan keatas. Kebutuhan lahan ini tidak bisa dipungkiri, namun harus tetap dijaga", terang Ngurah Ambara seraya mengatakan luas lahan ini memberi pertumbuhan dan menjaga petani di Subak Intaran barat.   

Untuk mencegah alih fungsi lahan, Ngurah Ambara mengatakan pajak lahan pertanian perlu diperhatikan apalagi lahan pertanian dengan KDB Nol persen. 

"Tentu ada, karena subak itulah adanya budaya di Kota Denpasar. Karena budaya inilah maka Subak harus diperhatikan", ujar Ngurah Ambara jika terpilih menjadi Walikota Denpasar nanti.

Sementara Ketua Tim Pemenangan AMERTA, I Wayan Mariyana Wandhira menegaskan subak merupakan salah satu budaya. Di Kota Denpasar, keberadaan subak sudah mulai terkikis dan tereliminasi oleh perkembangan pembangunan. 

"Jangan hanya sebatas slogan, Denpasar adalah Kota Berwawasan Budaya. Tetapi dalam penerapannya Nol", tegas Ketua DPD Partai Golkar Kota Denpasar ini.

Pemerintah kedepan menurut Wandhira mesti benar-benar menerapkan dan menegakkan rencana tata ruang wilayah dengan zona-zona tertentu. Misalnya di lahan pertanian yang produktif dengan KDB Nol persen, penerapannya harus Nol persen. 

"Kita bisa lihat bangunan tanpa ijin di lahan produktif di sekitar sini membuktikan lemahnya penegakan aturan yang dibuat oleh pemerintah itu sendiri. Pemerintah sangat gagal mempertahankan Ruang Terbuka Hijau Kota (RTHK)", tegas Wandhira yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar.

Politisi asal Sanur ini juga menyoroti keberadaan subak di Kota Denpasar banyak  mati akibat pembangunan yang tidak terkontrol. Maka dari itu ia berharap AMERTA jika terpilih memimpin Kota Denpasar agar memperhatikan petani.

Dikatakannya, petani adalah pusat pereknomiam primer karena saat pandemi covid-19 hanya petani yang masih bertahan sedangkan pegawai hotel dan bank banyak yang beralih ke pertanian. Ditegaskan, pertanian adalah pereknomian tak pernah mati. Ia pun menyebut petuah leluhur yang berharap pertanian tetap dijaga. Oleh karena itu pemerintah harus hadir ditengah pertanian misalnya mengatur kestabilan harga pasar, mengatur pola tanam pola tanam. 

Selain itu pemerintah wajib memberikan program cara bertani yang efektif.

"Kita harap AMERTA bisa menjaga pertanian dan petani bisa hidup layak dari bertani. Karena selama ini banyak petani yang menjual sawahnya, dan lari dari pekerjaannya karena tak bisa hidup layak dari pertanian. Harga panen petani diatur oleh tengkulak. Disinilah pemerintah harus hadir", pungkas Wandhira.

Kunjungan paslon AMERTA mendapat sambutan antusias petani di Munduk Muntig Subak Intaran Barat. Mereka enaruh harapan agar AMERTA dapat mensejahterakan petani di Kota Denpasar.

"Kami berharap Pak Ngurah dan Pak Bagus bisa menjadikan petani lebih sejahtera", ujar petani I Made Suarta. (Pbm2)


TAGS :

Komentar