Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

STIKOM Bali Group Berencana Kirim 3.000 Mahasiswa Kerja ke Jepang

Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan

"Dadang Hermawan: Kalau Penuhi Target, Saya Minta Pak Presiden yang Lepas"

 

Denpasar, PorosBali.com- Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan yang juga direktur utama 23 lembaga bisnis berbendera STIKOM Bali Group, selalu saja punya inovasi brilian. Teranyar, ketika melantik ratusan mahasiswa baru kelas karyawan ITB STIKOM Bali, Dr. Dadang Hermawan mengajak seluruh mahasiswa baru dan mahsiswa lama  ITB STIKOM Bali untuk bekerja di Jepang menggunakan visa Specifed Skill Worker (SSW) atau visa bagi Pekerja Berketerampilan Specifik (PBS).

“Dua pekan lalu, kami sudah menandatangani Memorandum of Understanding dan Perjanjian Kerja Sama dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) untuk mengirim 3.000 mahasiswa bekerja di Jepang. Gajinya lebih besar, star dengan Rp 20 juta per bulan dan kontrak kerja 5 tahun. Kalau mahasiswa kita yang sedang magang di Jepang gajinya rata-rata Rp 15 juta / bulan. Jadi, mulai Februari  atau awal Maret 2022 kita akan buka kelas khusus bagi mereka yang kuliah di STIKOM Bali Group dan mengikuti program kerja di Jepang,” kata Dadang Hermawan di aula ITB STIKOM Bali, Renon, Denpasar, Minggu (26/09/2021) .  
Dadang menyebut, kerja sama BP2MI dengan perguruan tinggi ini adalah yang pertama kali dilakukan di Indonesia bersama STIKOM Bali Group, yakni ITB STIKOM Bali, Politeknik Nasional Denpasar, Politeknik Ganesha Guru Singaraja dan Sekolah Tinggi Teknologi Bandung dan khusus untuk penempatan kerja di Jepang. 
“Jepang, selama lima tahun, 2019 - 2024 butuh 350.000 tenaga kerja asing dan Indonesia mendapat jatah 70.000. Tapi sejak tahun 2019 sampai sekarang baru kirim 1.500 orang. Itulah maka BP2MI tidak tidak mau kerja sama dengan  (perusahaan) yang lain tapi dengan perguruan tinggi karena mereka tahu di perguruan tinggi ada program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka),” jelas Dadang Hermawan.
Dadang kemudian menjabarkan mekanisme perkuliahan bagi mahasiswa yang mengikuti program ini hingga berangkat ke Jepang. Mulai Februari atau awal Maret 2022 kuliah semester 1 dan 2 di kampus dengan penekanan pada mata kuliah Bahasa Jepang untuk mengganti mata kuliah Bahasa Inggris. Setelah itu, uji kompetensi Bahasa Jepang, bekerja sama dengan Japan Foundation dan uji kompetensi keahlian dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) sesuai bidang yang digeluti di Jepang nanti.  Setelah lulus ujian kompetensi Bahasa Jepang dan kompetensi keahlian, barulah pihak ITB STIKOM Bali mendaftarkan mahasiswa tersebut ke BP2MI sebagai Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) untuk diberangkatkan ke Jepang oleh pemerintah. 
“Jadi, nanti pemerintah yang kirim. Kalau penuhi target 3.000 orang, saya akan menghadap presiden minta pak Presiden yang lepas, mungkin kita bisa di Senayan (GBK Senayan-red),” kata Dadang Hermawan dengan mimik serius.
Untuk kuliah berikutnya, lanjut Dadang, di Jepang mahasiswa akan mengikuti kuliah semester 3-4 secare online dari kampus. Semestser 5-6 mengikuti kuliah dengan program MBKM dan semester 7-8 kuliah dengan online lagi dari kampus.  “Termasuk tugas akhir atau skripsi, ujian dan kalau perlu wisudah juga di Jepang. Tapi saya minta mereka pulang supaya wisudu di Bali saja. Kan kalian sudah punya duit banyak tuh, pulang wisuda di Bali saja supaya bisa dihadiri oleh keluarga,” ucap Dadang.
Dadang Hermawan juga memberi apresiasi kepada para mahasiswa baru kelas karyawan. “Kalian beruntung. Sudah bekerja tapi masih mau menuntut ilmu. Sudah kerja tapi masih berkeinginan menjadi sarjana. Anda juga bisa ikut ke Jepang,” ucapnya.
Dalam kesempatan ini, Wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB STIKOM Bali Ida Bagus Suradrama, SE, M.Si memberikan arah tentang etika akademik.  Sebagai insan akademis, demikian Suradarma, ada enam hal yang tidak boleh dilanggar oleh mahasiswa. Yakni plagiat (karya orang lain diakui sebagai karya sendiri), skripsi dibuat oleh orang lain, nyontek, menyuap dosen supaya minta diluluskan, moralitas, dan bertindak diskriminatif terhadap teman.  
Mengutip hasil survey internal ITB STIKOM Bali beberapa tahun lalu tentang kepuasan konsumen atau user alumni, Suradarma menyebut bahwa rata-rata para user mengakui keunggulan lulusan ITB STIKOM Bali yang pertama adalah soal etikanya baik dan kedua kerjasamanya yang bagus. Karena ini adalah visi dan misi ITB STIKOM Bali yakini menghasilkan lulusan yang menguasai ilmu pengetahun, teknologi, dan seni serta berakhlak mulia.
“Yakinlah dengan menjadi mahasiswa ITB STIKOM Bali anda sudah ada di track yang benar karena mahasiswa kami selalu juara. Bahkan sampai perguruan tinggi beken di Jawa seperti ITB Bandung dan UGM juga memberi apresiasi kepada kami,” tutupnya. (rsl)


TAGS :

Komentar