Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Tanam 1.500 Bakau, Kapolda Bali: 'Bangun Ekosistem Hutan Mangrove Sebagai Penyangga Kehidupan'

Kapolda Bali Irjen Pol. Putu Jayan Danu Putra pada kegiatan penanaman bakau dalam rangka pelestarian lingkungan guna mencegah pemanasan global dan perubahan iklim, di Wana Segara Kertih, Kedonganan, Badung, Bali, Senin (20/12).

Badung, PorosBali.com- Meningkatnya kebutuhan terhadap sandang, pangan, papan, air bersih dan energi menjadi penyebab kerusakan Ekosistem mangrove sebagai penyeimbang kawasan pesisir. Akibatnya, kualitas lingkungan pesisir terus mengalami degenerasi seiring kenaikan jumlah penduduk di kawasan pesisir. 

“Bila keadaan ini terus berlangsung, dikhawatirkan akan berdampak terhadap kerusakan ekosistem hutan mangrove,” ungkap Kapolda Bali Irjen Pol. Putu Jayan Danu Putra pada kegiatan penanaman bakau dalam rangka pelestarian lingkungan guna mencegah pemanasan global dan perubahan iklim, di Wana Segara Kertih, Kedonganan, Badung, Bali, Senin (20/12).

Pada 2021, Indonesia ditunjuk sebagai negara pusat mangrove dunia. Hal tersebut karena Indonesia memiliki paru-paru dunia berupa hutan mangrove yang tersebar di beberapa daerah seperti di Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Papua Barat dan wilayah lainnya. Khusus di wilayah Bali, terdapat beberapa hutan mangrove yang menjadi cagar budaya alam seperti di Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Jembrana dan Buleleng.

“Selain itu dalam kesempatan kedepan, kita akan menghadapi event presidensi g20 tahun 2022 yang bertema “recover together recover stronger” dengan salah satu fokus dari bapak Presiden RI yaitu menunjukkan keseriusan indonesia dalam merestorasi dan merehabilitasi hutan mangrove, hutan gambut dan lahan kritis sebagai komitmen yang kuat dalam persiapan menghadapi perubahan iklim,” ujar Kapolda.

Dalam pemanfaatannya, hutan mangrove memiliki sejuta fungsi di antaranya sebagai sumber penghasil oksigen dan penyerap karbon dioksida, tempat hidup biota laut, menahan badai hingga gelombang tsunami, mencegah abrasi di wilayah pesisir serta sebagai tempat pariwisata.

“Selain itu, penanaman pohon bakau ini juga dapat dijadikan sebagai upaya kita sebagai anggota Polda Bali dan seluruh masyarakat untuk turut serta dalam menjaga kelestarian keanekaragaman hayati, membangun ekosistem hutan mangrove demi kehidupan masa kini dan masa yang akan dating,” tambahnya.

Penanaman pohon bakau sejumlah 1.500 pohon ini dilakukan di kampung nelayan Wana Segara Kertih Kedonganan. Kegiatan serupa juga sudah sering dilakukan di Kabupaten Jembrana, Buleleng dan Badung. Melalui gerakan penanaman pohon bakau ini, diharapkan akan tumbuh gerakan-gerakan cinta lingkungan lainnya dari setiap kabupaten, kecamatan bahkan tingkat desa. (Pbm4)

 

 

 

 

 


TAGS :

Komentar