Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Kunjungi Perumda Pasar Mangu Giri Sedana, Komisi III DPRD Badung Harap Terapkan Sistem Digital

Komisi III DPRD Badung melaksanakan kunjungan kerja terkait membahas program kerja di Perumda Pasar Mangu Giri Sedana, Senin (30/5/2022).

Badung, PorosBali.com- Komisi III DPRD Badung melaksanakan kunjungan kerja terkait membahas program kerja di Perumda Pasar Mangu Giri Sedana, Senin (30/5/2022). Kunjungan kerja dipimpin Ketua Komisi III I Wayan Sandra didampingi anggota Nyoman Satria, Putu Alit Yandinata dan Made Yudana. Kunjungan kerja Komisi III diterima oleh Dirut Perumda Pasar Mangu Giri Sedana Made Sukantra, Direktur Operasional Wayan Astika dan Dirum Wayan Mustika serta Badan Pengawas Nyoman Mardiana. Pada pertemuan Komisi III dengan jajaran Perumda Pasar Mangu Giri Sedana ini terungkap kondisi yang dialami perumda terutama disaat pandemi covid-19, misalnya kinerj, penerapan sistem digital, pendapatan, kondisi fisik, inovasi, potensi pendapatan serta 531 kios masih kosong.  

Ketua Komisi III Wayan Sandra mengatakan di era digitalisasi saat ini semua nanti larinya ke sistem digital. Termasuk tak ada lagi uang tunai beredar. "Meski menerapkan sistem digital, kami akan tetap melakukan pengawasan. Inilah fungsi kami selaku legislstif yaitu fungsi controling," ujar sandra.
 
Politisi PDI Perjuangan ini juga menyinggung komposisi pegawai atau SDM yang dimiliki Perumda Pasar Mangu Giri Sedana. Konsekuensi Penerapan digitalisiasi, kata Sandra adalah adanya pemgurangan jumlah pegawai yang ada saat ini. 

"Dengan berkurangnya jumlah pegawai, akan menuntut kinerja yang lebih baik. Yang paling cepat harus dilakukan adalah bagimana Perumda bisa untung," ujarnya seraya berharap ada inovasi-inovasi yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan. Termasuk 531 kios yang kosong bisa segera dioptimalkan seiring menggeliatnya perekonomian. 

Sementara Nyoman Satria mengungkapkan digitalisasi yang diterapkan harus ada master plan. "Akan menjadi kebanggaan kami di DPRD jika Peruda Pasar Mangu Giri Sedana mampu menerapkan sistem digitali lewat aplikasi secara menyeluruh,'" jelasnya.
"Nanti kita gampang memantau, apakah Perumda Pasar untung atau rugi. Kita bisa tahu," imbuhnya.

Bahkan Satria berharap nantinya penerapan sistem digital ini berhasil akan menjadi role model perusahaan daerah di Indonesia.

"Sistem Digitalisasi itu mempermudah, bukan mempersulit. Ini indikatornya sangat jelas dan terukur. Pedagang kecil saja sudah menerapakn sistem digital seperti QRIS untuk transaksi pembayaran," ujar militan banteng asal Mengwi tersebut.

Nantinya, kata Satria, semua unig kerja mesti menerapkan sistem digital seperti kinerja SDM, transaksi, pelaporan, dan admisnistrasi lainnya.

Putu Alit Yandinata menyampaikan pentingnya komitmen untuk melakukan perubahan yang fundamental.

Terkait dengan overload pegawai, ujar anggota Komisi III Putu Alit Yandinata, tak harus dikurangi dengan cara diberhentikan. Tenaga kerja yang berlebih harus diberdayakan lewat unit-unit usaha yang ada. “Ini tentu membutuhkan inovasi untuk menggarap peluang-peluang yang prospektif,” katanya.

Dengan inovasi ini, tegas politisi PDI Perjuangan Dapil Abiansemal tersebut, dipastikan beban perusahaan akan berkurang. Kinerja perusahaan akan terdongkrak jika semua SDM yang ada bisa berkinerja baik dan terukur.

Sebelumnya, Dirut Perumda Pasar Mangu Giri Sedana Made Sukantra sempat memaparkan profil serta kinerja Perumda sejak tahun 2019. Pada tahun 2019, ujarnya, dari target pendapatan Rp 19 miliar, bisa tercapai hingga Rp 22 miliar. “Realisasi pada 2019 sebelum covid-19 bisa melewati target,” katanya.

Sementara masuk tahun 2020, katanya, Perumda masih bisa meraup laba. Pada tahun ini, masyarakat masih memiliki simpanan untuk berbelanja. Walau masih laba, pendapatan kami tahun 2020 jauh menurun,” tegasnya.

Puncak merosotnya pendapatan Perumda, ujar Sukantra, terjadi pada 2021. Kondisi ini disebabkan simpanan masyarakat sudah menipis bahkan habis sementara karyawan yang bergerak di sektor pariwisata sudah mulai dirumahkan. “Pada 2021 kami tetap masih untung namun angkanya hanya Rp 31 juta,” tegasnya.

Transaksi pada 2021, sangat kecil. Selain itu, banyak pedagang yang mengembalikan tempat jualan mereka. Walau pihaknya sudah memberikan semacam keringanan dan kebijakan-kebijakan, tetap saja pengembalian tempat terjadi.

Pada 2022, pihaknya menetapkan target pendapatan Rp 23,5 miliar. Hingga April 2022, realisasinya baru Rp 5,7 miliar atau setara dengan 24,19 persen. “Dengan sisa waktu yang ada, kami berharap target yang sudah ditetapkan bisa tercapai,” pungkas Made Sukantra. (pbm2)


TAGS :

Komentar