Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Gelar PKM di Desa Wisata Gunung Salak, FKP Unud Kenalkan Teknologi Bioflok

Gelar PKM Di Desa Wisata Gunung Salak, FKP Unud Kenalkan Teknologi Bioflok kepada Kelompok Budidaya Mina Tirta Pertiwi

Tabanan, PorosBali.com- Fakultas Kelautan dan Perikanan melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) melalui sosialisasi mengenai metode teknologi bioflok dan upaya pencegahan kontaminasi penyakit untuk meningkatkan produktivitas ikan nila pada kelompok Budidaya Mina Tirta Pertiwi di Desa Wisata Gunung Salak, Kabupaten Tabanan pada Sabtu (13/8/2022).

Pengabdian diawali dengan sambutan dari institusi, Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana yang diwakili oleh Wakil Dekan 2, Dr. Pande Gde Sasmita Julyantoro, S.Si.,M.Si. Selanjutnya sambutan dari Ketua Kelompok Budidaya Mina Tirta Pertiwi, I Wayan Giri Wirawan Dana.

Kegiatan pengabdian dihadiri oleh 20 peserta dari Desa Gunung Salak, penyuluh perikanan dari Dinas Perikanan Tabanan, I Made Budiasa S.Pi.,M.Si, dan akademisi serta mahasiswa dari prodi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Kelautan dan Perikanan.

Bentuk kegiatan yang dilaksanakan berupa sosialisasi mengenai metode aplikatif teknologi bioflok dan metode pembuatan prebiotik untuk mendukung kegiatan budidaya ikan nila pada kelompok budidaya di Desa Gunung Salak dan penebaran benih ikan nila pada kolam budidaya.

Pemaparan materi disampaikan oleh narasumber dari Program Studi Manajemen Sumberdaya Periaran, FKP, Unud yaitu Dr. Pande Gde Sasmita Julyantoro, S.Si.,M.Si dan Endang Wulandari Suryaningtyas, S.Pi.,M.P. Dalam pemaparannya, Dr. Pande menyampaikan pentingnya mengaplikasikan teknologi bioflok dalam budidaya perikanan yaitu untuk meningkatkan survival rate, mempercepat pertumbuhan, dan menjaga kesehatan media budidaya.

Endang menyampaikan bahwa peembuatan prebiotic dapat dilakukan mandiri oleh pembudidaya dengan bahan-bahan local dan mudah didapatkan. Selanjutnya Made Budiasa selaku penyuluh perikanan berpesan pada pembudidaya agar bisa menjadi pembudidaya yang pintar dalam berhitung bukan pembudidaya yang perhitungan.

“Jangan hanya karena harga pakan meningkat kegiatan budidaya ikan langsung berhenti tapi pintar dalam berhitung FCR dan melihat peluang keuntungan sehingga kegiatan budidaya tetap berkelanjutan meskipun pada kondisi harga pakan yang melonjak tinggi,” harapnya.

Sesi diskusi berlangsung dengan sangat kooperatif antara peserta, narasumber dan penyuluh perikanan. Pada akhir sesi ketua pengabdian Ni Putu Putri Wijayanti, S.Pt.,M.Pt menyampaikan bahwa monitoring akan dilaksanakan pasca penebaran benih untuk melihat pertumbuhan ikan nila yang dibudidayakan dengan system bioflok, sehingga harapan ke depannya kegiatan budidaya dapat berkelanjutan dengan produktifitas yang stabil bahkan meningkat. (Pbm4)
Sumber : www.unud.ac.id


TAGS :

Komentar