Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

FKH Unud Hadiri Workshop Digitalisasi Pendidikan Kedokteran Hewan Indonesia

FKH Unud hadiri workshop digitalisasi pendidikan kedokteran hewan Indonesia di University Club Hotel, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Badung, PorosBali.com-  Dalam upaya menghadapi tantangan global, Forum Komunikasi Senat Kedokteran Hewan Indonesia (SKHI) menggelar workshop persiapan pendidikan kedokteran hewan Indonesia di era digital di University Club Hotel, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Senin (19/9/ 2022). Workshop ini bertujuan untuk mempercepat digitalisasi pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan.

Dalam lokakarya ini, isu-isu hangat diangkat tentang percepatan digitalisasi dan tantangan pendidikan veteriner Indonesia dalam kesehatan global. Hadir dalam workshop ini Ketua Senat, Sekretaris Senat dan Dekan Fakultas Kedokteran Hewan (FVM) se-Indonesia.

Ketua Forum Komunikasi SKHI, Prof. Dr. drh. Bambang Sumiarto, SU, M.Si mengatakan penguatan pendidikan veteriner di seluruh Indonesia merupakan kunci untuk meningkatkan komponen pelayanan kesehatan hewan yang berkelanjutan dan berkualitas global. Di era digital ini, dalam menerapkan kebijakan di bidang produksi hewan, budidaya, keamanan pangan dan pengendalian dan pencegahan penyakit yang efektif, teknologi digital harus dioptimalkan. Lebih lanjut dikatakan bahwa semangat dan pijakan digitalisasi dalam pendidikan kedokteran hewan telah dilakukan di Fakultas Kedokteran Hewan, namun belum diimplementasikan dalam kurikulum Fakultas Kedokteran Hewan.

Ketua Senat Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Prof. Dr. Drh I ketut Puja, M.Kes yang hadir dalam workshop tersebut mengatakan, selain isu digitalisasi dalam pendidikan kedokteran hewan, tantangan terbesar kedokteran hewan hari ini mengenai pengakuan peran kedokteran hewan dalam pelayanan kesehatan hewan di Indonesia. Dia mencontohkan, urusan kesehatan hewan belum menjadi kewajiban pemerintah. Hal ini menyebabkan pemerintah provinsi, kabupaten dan kota menjadikan kesehatan hewan sebagai hal yang tidak perlu diprioritaskan. Akibatnya, ketika terjadi bencana seperti wabah penyakit mulut dan kuku, rabies dan penyakit hewan yang dapat menular ke manusia (zoonosis), pemerintah tampaknya sangat kerepotan untuk menanganinya.

Prof Bambang menambahkan, pada 2022 akan diadakan diskusi di IPB Bogor untuk mempercepat terjadinya pendidikan digital. Hasilnya diharapkan dapat mempercepat terjadinya digital veteriner education. “Kita harus optimis karena kita sudah memiliki dasar-dasar pendidikan kedokteran hewan di era digital. Kita masih perlu kerja keras tidak hanya dari Fakultas Kedokteran Hewan, tetapi dari Forum Komunikasi Senat Kedokteran Hewan Indonesia,” jelasnya.

Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia, Prof. drh. Teguh Budipitojo, MP, Ph.D. yang juga hadir saat itu mengatakan, konsep pendidikan digital masih baru. “Kita belum terlambat,” imbuhnya. Kita harus bergegas menerapkan digitalisasi pendidikan di kelas. (Pbm5)

Sumber: http://www.unud.ac.id


TAGS :

Komentar