Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Guru Besar “Craft” dari Swedia Beri Kuliah Tamu di Prodi Doktor Kajian Budaya FIB Unud

Prodi Doktor Kajian Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, di kampus FIB Nias Denpasar. Kuliah tamu yang disampaikan oleh Prof. Jessica Hemmings itu membahas topik “Textile: Witness to the World”

Badung, PorosBali.com-  Guru besar bidang kerajinan (Professor of Craft) University of Gothenburg Swedia memberikan kuliah tamu di Prodi Doktor Kajian Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, di kampus FIB Nias Denpasar. Kuliah tamu yang disampaikan oleh Prof. Jessica Hemmings itu membahas topik “Textile: Witness to the World” (Tekstil: Saksi kepada Dunia). Kuliah tamu diikuti 32 mahasiswa dan dosen berlangsung dua jam secara luring.

Dalam sambutannya ketika memberikan pengantar kuliah tamu, Korprodi Prof. I Nyoman Darma Putra mengatakan, kuliah dari ahli ini dilaksanakan untuk memeriahkan Bulan Kajian Budaya, dalam rangka HUK ke-22 Prodi Kajian Budaya FIB Unud.

Dalam acara Bulan Kajian Budaya ini, digelar 11 kegiatan, termasuk seminar, webinar, bedah buku, kuliah tamu. Tema Bulan Kajian Budaya adalah “Deeply Highly Cultural Studies”. “Kami ingin meningkatkan kualitas dan iklim akademik Prodi Kajian Budaya, agar dosen dan mahasiswa tak hanya terpacu belajar tetapi juga menjalin networking akademik,” ujar Prof. Darma.

Dalam kuliahnya, Jessica Hemmings membahas tekstil dalam pengertian kain atau karya seni yang tidak saja dibuat sebagai artworks tetapi juga mengekspresikan ide atau kepedulian sosial.

Contoh kasus dicari dari berbagai belahan dunia, seperti Afrika, Eropa, dan Amerika. Materi presentasinya yang disusun dari ilustrasi karya seni yang indah itu, Jessica Hemmings misalnya menyebutkan karya seni dari Afrika, Anthony Bumhira, Houses For All (2018), yang melukiskan pesan “rumah untuk semua” tetapi nyatanya masih banyak manusia yang homeless. Pada contoh lain, Jessica menyampaikan ekspresi seniman yang membuat karya seni dari tekstil yang mengangkat persoalan lingkungan, khususnya perubahan iklim (climate change).

Menurut Jessica, peneliti termasuk yang menekuni Kajian Budaya terpanggil untuk memberikan makna dari karya yang ada. Caranya bisa menggali dari senimannya, tetapi lebih dari itu, bisa juga mengeksplorasi dari teks yang ada. “Teks itu banyak bicara, kita harus mampu mendengarkan kata-katanya,” ujar Jessica memberikan perumpamaan.

Peneliti, menurut Jessica, mesti membaca kata dan membaca image dari karya seni. Bahwa, karya seni bukan saja ekspresi keindahan, tetapi juga ekspresi rasa dan kepedulian sosial.

Jessica Hemmings meraih gelar doktor dari University of Edinburgh tahun 2006. Disertasinya diterbitkan menjadi Yvonne Vera: The Voice of Cloth (2008). Tahun 2010, dia mengedit koleksi esai berjudul In the Loop: Knitting Now diterbitkan oleh Black Dog. Tahun 2012, Jessica Hemmings menyunting The Textile Reader (Berg) and wrote Warp & Weft (Bloomsbury). 

Baca juga: Kepala UPT Bahasa Unud Hadiri “Workshop” Nasional I FILBA

Dalam penutup kuliah tamu, Prof. Darma menyampaikan bahwa seni tekstil merupakan tradisi universal. Di Bali, hal ini bisa dilihat dari lukisan dalam kain ider-ider yang digunakan di tempat atau balai suci Hindu. “Kain ider-ider biasanya melukiskan fragmen epos Ramayana atau Mahabarata atau figur Dewa-Dewi,” ujar Prof. Darma.

Dalam tekstil universal, termasuk di Bali khususnya dan Indonesia pada umumnya, sering dijumpai desain motif flora dan fauna, atau bentuk-bentuk yang merefleksikan kearifan lokal. Bentuk-bentuk itu juga memiliki pesan tersendiri mengenai aspek spiritual, sosial, dan lingkungan. (pbm5)

Sumber: http://www.unud.ac.id


TAGS :

Komentar