Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Hari Kedua, Duta Kuta dan Petang Bertemu di Lomba Gong Kebyar Wanita FSB Kabupaten Badung 2023

Penampilan Sekeha Gong Wanita Duta Petang dan Kuta disaksikan langsung Kadis Kebudayaan Badung I Gede Eka Sudarwitha, Senin malam (6/11/2023).

Badung, PorosBali.com-  Pada hari kedua Senin (6/11/2023), duta Kecamatan Kuta dan Kecamatan Petang bertemu dalam Lomba Gong Kebyar Wanita Festival Seni Budaya (FSB) Kabupaten Badung. Duta Kecamatan Kuta diwakili Sekeha Gong Wanita Kusuma Budhi Werdhi, Banjar Ketapang, Desa Kedonganan, sementara duta Kecamatan Petang diwakili oleh Sekeha Gong Kebyar Wanita Sekar Jepun, Banjar Sekarmukti Pundung, Desa Pangsan.

Atraksi kedua duta disaksikan langsung Kadis Kebudayaan I Gede Eka Sudarwitha, Ketua Listibiya Badung, Camat Kuta, Camat Petang, dewan juri, serta undangan lainnya. Tak lupa hadir pula ratusan pendukung masing-masing duta yang senantiasa memberi semangat kepada duta masing-masing dalam setiap penampilannya.

Diwawancarai sejumlah media online di sela-sela atraksi gong kebyar wanita tersebut, Kadis Kebudayaan I Gede Eka Sudarwitha menyatakan, selain tabuh kreasi, tiap duta juga menampilkan tari kreasi. “Ini sudah sesuai dengan kesepakatan saat pertemuan teknik (technical meeting),” tegasnya.

Menurutnya, setiap hari tampil dua duta kecamatan sehingga enam duta memerlukan waktu tiga hari. Setelah penampilan mereka selesai, ujarnya, dewan jurilah yang memberi penilaian untuk menentukan pemenang I, II, III dan pemenang harapan. “Duta hanya sekali tampil lanjut dinilai oleh Dewan Juri,” tegasnya.

Apakah di tiap kecamatan ada seleksi terlebih dahulu sebelum maju pada Lomba Gong Kebyar Wanita di FSB ini? Menurut Kadis Kebudayaan, perwakilan ini diserahkan kepada Camat dan Listibiya Kecamatan untuk menentukan wakilnya. “Yang pasti, minimal 65 persen dari seluruh anggota sekeha gong berasal dari satu desa. Dari 35 anggota sekeha gong, minimal 25 orang berasal dari satu desa yang menjadi duta kecamatan tersebut,” tegasnya.

Hal ini, ujarnya, untuk melakukan pembinaan serta memberi kesempatan kepada kaum wanita untuk ikut ngayah di saat diperlukan baik untuk upacara keagamaan di desa maupun kepentingan lainnya. Dengan nyebun di satu desa, katanya, mereka tetap kumpul dan tentu saja bisa tampil kapan saja.

Pada penampilan di hari kedua, sama dengan sebelumnya kedua duta baik Kuta maupun Petang sama-sama menampilkan Tabuh Telu Kreasi. Sementara untuk pependetan, duta Kecamatan Petang menampilkan Tari Pemendetan Pemendak Siwi. Tari pependetan merupakan tarian yang melambangkan penyambutan atas turunnya para Dewa ke dunia. Pemendak Siwi ini terinspirasi dari pependetan dan yang ditarikan pada saat piodalan di Pura Puseh Pingit dan Pura Penataran Agung Sekar Mukti. “Tarian ini ditarikan oleh daha atau disebut krama suci dan tarian ini wajib ditarikan pada saat Ida Batara rauh saking Beji,” ujar penata tari I Gusti Ngurah Gede Dharma Widnyana.

Sementara itu, Sekeha Gong Kebyar Wanita Duta Kecamatan Kuta membawakan tari kreasi berupa Pependetan Tadah Pawitra. Tari kreasi baru pependetan ini mengambil konsep tari penyambutan atau menggambarkan tentang Desa Adat Kedonganan dengan mayoritas penduduknya yang beragama Hindu. “Salah satu bentuk dalam mengamalkan ajaran keagamaan diwujudkan dalam bentuk prosesi pemendakan dengan menggunakan sarana banten canang tadah sukla sebagai permohonan agar dianugerahi kekuatan iman (satyam), kesucian (siwam), dan kesejahteraan (sundharam),” seperti dikutip dari sinopsis tari kreasi Pependetan Tadah Pawitra. (pbm2)

 


TAGS :

Komentar