Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Ketua KPK: Esensi Nyepi dan Catur Brata Untuk Mengendalikan Hawa Nafsu dan Ketamakan Korupsi

H. Firli Bahuri (Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi RI)

Jakarta, PorosBali.com- 

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatu

Salam sejahtera untuk kita semua, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, salam kebajikan.

Hari ini, Minggu 14 Maret 2021, saudara-saudara kita yang beragama Hindu tengah memperingati Hari Raya Nyepi Caka 1943 dengan melaksanakan Catur Brata.

Nyepi memiliki filosofi penyucian Buana Alit (manusia), Buana Agung (alam dan seluruh isinya) agar tercipta suasana sepi, sepi dari hiruk pikuknya gemerlap kehidupan duniawi yang membangkitkan hawa nafsu, keserakahan serta ketamakan dalam diri manusia, dengan menyucikan Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit melalui Catur Brata.

Saat Nyepi dan melaksanakan Catur Brata, akan kentara sekali tingkat pengendalian diri seseorang terhadap dirinya, karena esensi dari Nyepi dan Catur Brata adalah bagaima kita dapat mengendalikan hawa nafsu yang membangkitkan ketamakan, sisi kelam manusia.

Bukan hanya Hindu, pesan pengendalian hawa nafsu dan ketamakan juga disampaikan oleh agama Islam, Kristen, Buddha dan aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Korupsi dan perilaku koruptif adalah salah satu bentuk hawa nafsu dan ketamakan yang memiliki dampak destruktif bukan hanya bagi keuangan dan perekonomian semata, namun dapat menghancurkan tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Banyak contoh negara yang hancur karena korupsi, apalagi kejahatan kemanusiaan tersebut dibiarkan tumbuh subur dan menjadi budaya sehingga menjalar lalu merusak seluruh tatanan dan tata kelola bernegara bangsa tersebut.

Kita semua tentunya sependapat bahwa kendala terbesar negeri ini untuk menjadi bangsa yang besar adalah masih merajalelanya korupsi.

Apalagi, tidak sedikit yang masih beranggapan bahwasanya korupsi merupakan hal biasa hingga menjadi kebiasaan di republik ini.

Tentu cara pandang dan pemahaman seperti ini sangat keliru dan harus dirubah, salah satunya dengan memaknai esensi Nyepi dan Catur Brata dalam setiap individu dan seluruh eksponen bangsa, agar negeri ini dapat segera terlepas dari gurita korupsi yang telah lama mencengkram republik ini.

Jika dicermati secara utuh, esensi Nyepi dan Catur Brata juga sebagai salah satu bentuk pendidikan untuk membangun karakter, integritas dan semangat anti korupsi, mengingat muara dari persoalan korupsi adalah hilangnya integritas, karakter serta nilai-nilai antikorupsi dalam diri bangsa ini.

Terakhir kami ucapkan
Rahajeng nyanggra rahina Nyepi Caka 1943,
Rahina Nyepi dumogi prasida kaanggen jalaran ngeret indria, pinaka sarana kaanggen mulat sarira ring sajeroning angga sarira

Selamat menyambut Hari Nyepi Caka 1943,
Hari Nyepi semoga dapat dijadikan sarana menahan hawa nafsu, mari kita jadikan sebagai sarana intropeksi diri untuk meneguhkan nilai-nilai dan semangat anti korupsi.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatu.

Oleh: H. Firli Bahuri (Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi RI)


TAGS :

Komentar