Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

KKN Unud Desa Tangkup Kolaborasi Subak Sangkungan Beri Kursus Tani dan Penyuluhan PMK

Mahasiswa KKN Unud di Desa Tangkup Karangasem memberikan kursus tani dan penyuluhan PMK di Subak Sangkungan.

Karangasem, PorosBali.com- Untuk merangasang pertumbuhan akar dan tanaman padi serta  mencegah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas  Udayana (KKN Unud) di Desa Tangkup, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem menggelar Kursus Tani Budidaya Padi Subak beserta Penyuluhan Penyakit Mulut dan Kuku. Acara ini dihadiri sekitar 62 krama Subak Sangkungan di Desa Tangkup. 

Langkah ini sebagai bentuk dorongan kepada masyarakat agar hewan ternak dan produksi tanaman  padi di Desa Tangkup, dapat diproduksi jauh lebih  baik dan tentunya dapat memperoleh keuntungan maksimal secara berkelanjutan dalam sistem  produksi. Di hari pertama Senin (15/8), menurut Tim Penyuluh I Dewa Made Yudistira, materinya berupa “Upaya  meningkatkan produktivitas padi dan pendapatan petani melalui pendekatan dengan  mengintegrasikan berbagai komponen teknologi sehingga bisa memecahkan masalah yang ada di  pertanian Desa Tangkup”.  

Selain membahas tentang upaya meningkatkan produktivitas padi, katanya, ada beberapa materi yang  menarik dan tentunya mengedukasi para krama Subak Sangkungan Desa Tangkup. Salah satunya  pemupukan berimbang pada tanaman padi, organisme pengganggu tumbuhan (OPT) utama  tanaman padi dan pengendaliannya sampai pestisida dan teknik aplikasinya dalam memproduksi  padi.  

Tim Mahasiswa KKN Unud di Desa Tangkup.

Selain I Dewa Made Yudistira, pembicara kedua dan ketiga I Putu Bawa Ariyanta dan I Made Putra  juga menjelaskan pentingnya pupuk pada tanaman padi dan diharapkan petani mau dan mampu  melaksanakan pemupukan sesuai dengan kebutuhan tanaman terhadap unsur hara. Hal ini berguna  untuk meningkatkan produksi tanaman serta pentingnya para krama subak mengetehaui tentang  pestisida guna mencegah lebih awal bagaimana tanaman yang terkena penyakit dan bisa ditanggulangi lebih dini. “Untuk menentukan pestisda cukup melihat labelnya dan jangan sampai  mencampurkan pestisida yang segolongan dan cara kerja yang sama,” terang I Putu Bawa Ariyanta 

Pada hari kedua Selasa (16/8/22) penyuluhan berfokus pada pencegahan penyakit mulut kuku  (PMK) dan praktik bersama pembuatan pupuk organik serta pupuk PGPR bersama krama Subak  Sangkungan Desa Tangkup. Materinya dipaparkan oleh Drh. Sri Handayani dari UPTD  Puskesan Kecamatan Sidemen.  

Sri Idrayani menjelasakan, perlu  mencurigai jika sapi mengalami gejala awal PMK seperti tidak nafsu makan dan keluar air liur  berlebihan. Hal ini bisa cepat ditangani dengan cara disinfeksi. Namun Drh. Sri Indrayani menjelasakan, jangan takut, jika sapi ternak sudah terkena penyakit PMK. Peternak diharapkan  tetap tenang dan sabar, jika kita tenang pasti ada jalannya. “Ternak yang terinfeksi penyakit PMK itu bisa sembuh, jika kita belajar cara menangggulanginya,” jelas Sri Handayani. 

Selain penyuluhan mengenai PMK dan dudidaya padi hibrida, Mahasiwa KKN PPM XXV Unud  Desa Tangkup juga melakukan praktik pembuatan pupuk PGPR guna untuk memberi gambaran  kepada krama Subak Sangkungan akan pentingnya memacu pertumbuhan tanaman melalui  mekanisme pembentukan hormon tumbuh, menekan perkembangan patogen tanaman terutama  patogen tular tanah serta membantu akar tanaman dalam daur.  

Pupuk PGPR dipandang penting untuk dikembangkan di tingkat petani untuk mengurangi  penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia. Mengingat pestisida sintetis atau kimia dapat berdampak buruk bagi lingkungan dan residu pestisida pada produk pertanian akan berdampak pada kesehatan konsumen atau manusia. 

I Putu Bawa Ariyanta berharap dengan adanya praktik pembuatan pupuk PGPR ini petani mau  mengadopsi teknologi yang disampaikan serta menerapkannya secara mandiri serta petani dapat  mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia, sehingga dapat mendukung upaya  pelestarian lingkungan. 

Koordinator Desa (Kordes) KKN Universitas Udayana Desa Tangkup 2022 I Made Lopa Rustiana  di sela-sela kegiatan menyampaikan, kegiatan ini dilaksanakan guna menambah wawasan kepada anggota Subak Sangkungan di Desa Tangkup mengenai PMK  dan Pemanfaatan Pupuk Organik berupa Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). “Harapan  kita sebagai mahasiswa KKN dari Universitas Udayana melalui penyuluhan ini dapat memberikan  pemahaman langsung bagi peternak dan petani mengenai bahaya PMK yang sedang mewabah saat  ini dan pentingnya pemahaman pemanfaatan pupuk organik (PGPR)”. Ungkapnya pada Selasa  (16/08). 

Made Putra selaku Koordinator Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Sidemen berharap  di tahun-tahun berikutnya masyarakat di Desa Tangkup bisa mendapatkan pelatihan atau penyuluhan  tambahan seperti pelatihan jaringan irigrasi, pemberian bibit sayur dan bibit pada tumbuhan padi untuk menambah kepedulian para petani dalam meningkatkan hasil produksi pada pertanian serta mencegah PMK pada ternak di Desa Tangkup, Karangasem. (Pbm5)


TAGS :

Komentar