Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Didata Regsosek 2022, Ketua DPRD Badung Harap BPS Rancang Data Valid

Ketua DPRD Badung, Putu Parwata menerima audensi BPS Badung.

Badung, PorosBali.com- Ketua DPRD Kabupaten Badung, Putu Parwata menerima audensi Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Badung di ruang kerjanya, Gedung DPRD Kabupaten Badung, Senin (14/11/2022).

Audensi BPS Badung tersebut dalam rangka Registrasi Sosial Ekonomi atau Regsosek tahun 2022. 
Hadir pada audensi tersebut Kasi Sosial BPS Kabupaten Badung, Yulianto, Koordinator Fungsi Statistik Produksi, Budiyati Dwi Astuti dan PPNPN BPS Badung, Ni Wayan Arnis Saputri.

Pada kesempatan tersebut disampaikan, Pemerintah melalui Badan Pusat Statistik melaksanakan kegiatan Registrasi Sosial Ekonomi atau Regsosek tahun 2022 di seluruh Indonesia, dimulai sejak 15 Oktober hingga 14 November 2022. 

Regsosek tahun 2022 bertujuan untuk menyediakan basis data seluruh penduduk yang terdiri atas profil, kondisi sosial ekonomi dan tingkat kesejahteraan yang terhubung dengan Data Induk Kependudukan serta basis data lainnya hingga tingkat Desa/Kelurahan. "Untuk itu, setiap penduduk akan didata dan disensus Regsosek tahun 2022 secara lengkap," ujar Yulianto. 

Sementara Putu Parwata mengatakan pendataan oleh BPS tentang status sosial ini dilakukan sangat penting untuk mendapatkan data dari masyarakat Kabupaten Badung, supaya data-data sosial itu betul-betul bisa diproteksi, terutama masalah sosial ekstrem. 

"Ini kan perlu diantisipasi. Oleh karena itu, kita memberikan ruang kepada seluruh masyarakat agar setiap pendataan itu diberikan informasi yang benar, supaya betul-betul data yang kita punya valid," terangnya.

Oleh karena itu, kata Parwata, jika ada bantuan-bantuan sosial dari pusat, pihaknya tidak bingung tentang data.


Terkait penyampaian BPS tentang data saat pandemi dan pasca pandemi, Putu Parwata menjelaskan, bahwa hal ini, ada pergeseran. Menurutnya, jika dulu saat pandemi, angka kemiskinannya bisa sampai 0,5. Namun, sekarang saat pasca pandemi bisa turun hingga 0,2. 

Oleh karena itu, Putu Parwata berharap, agar dirancang data yang betul-betul valid dengan landasan untuk membuat sebuah program.

"Hal ini harus didata kembali supaya jangan salah merancang satu program tanpa ekspos data," tutupnya. (Pbm2)


TAGS :

Komentar