Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Tampil Lomba Masatua Bali PKB 2023, Duta Badung Turut Jaga Nilai-nilai Budaya Sastra Bali

Tampil pada Lomba Masatua Bali PKB 2023, Duta Badung Turut Jaga Nilai-nilai Budaya dan Sastra Bali

Denpasar, PorosBali.com-  Pada hari ketiga pelaksanaan Pesta Kesenian Bali XLV 2023, di Taman Budaya Art Center Bali, Selasa 20 Juni 2023, sejumlah lomba digelar sejak pagi hari. Salah satunya, Wimbakara (Lomba) Masatua Bali, yang diikuti peserta perwakilan dari kabupaten/kota di Bali, bertempat di Kalangan Angsoka. Pada lomba masatua Bali ini, kabupaten Badung mengirimkan perwakilan sebanyak 2 orang, untuk kategori lanang (laki-laki) dewasa.

Menurut penuturan I Made Suada S.Ag. M.Si., selaku pembina masatua Bali kabupaten Badung, lomba ini tentunya merupakan upaya untuk melakukan edukasi dan inovasi dalam menjaga nilai-nilai budaya dan sastra Bali. Ke depan pihaknya berharap agar hal yang berkaitan dengan masatua Bali, bisa melibatkan lebih banyak krama Badung, yang memang mempunyai bakat dan minat di bidang ini. “Sehingga ke depan bisa tetap eksis dalam rangka untuk mengembangkan nilai budaya, nilai sastra yang dilakukan di Badung,” kata Suada yang juga selaku Tim Widya Sabha Kabupaten Badung, saat ditemui usai kegiatan lomba.

Lebih lanjut ia menyampaikan, tidak hanya mengikuti lomba untuk ajang PKB, namun kata dia, di Badung, masyarakat yang berminat di bidang lomba mesatua Bali, juga sering mengikuti berbagai lomba baik itu dalam kegiatan bulan bahasa, maupun event lain. “Perwakilan dari Badung, tentunya ikut dalam ajang lomba masatua bahasa Bali. Untuk kegiatan di ajang PKB 2023 di Art Center ini, kita perwakilan Badung mewakili lomba masatua krama lanang dewasa,” ucapnya

Melalui kepesertaan pada ajang PKB 2023 ini, kata dia, secara tidak langsung Badung juga ikut menjaga nilai budaya dan sastra Bali. Harapan ke depan, karena ini berbasis budaya dan berbasis sastra dan adat, Badung tetap siap untuk selalu ikut menyukseskan program yang telah dicanangkan. “Mastua Bali ini, tidak hanya dari krama lanang dewasa saja, namun juga krama istri dan anak anak juga dilibatkan,” terangnya.

Salah seorang peserta masatua Bali, I Putu Oka Subawa, mengaku sangat bangga bisa dipilih menjadi duta mewakili kabupaten Badung. Tentu dalam ajang ini, ia berusaha untuk menampilkan yang terbaik.

Disinggung terkait persiapan yang dilakukan sebelumnya untuk mengikuti lomba ini, Oka Subawa telah melakukan beberapa kali pembinaan sebelum tampil di PKB 2023. Adapun materi yang dibawakan yakni ‘I Empas teken I Angsa’. Makna dari cerita yang disampaikan adalah agar kita selalu berhati hati menerima informasi bohong atau hoaks dari orang lain.

“Saya merasa bangga bisa ikut pada lomba ini. Ke depan, kami berharap agar lomba seperti ini bisa berkelanjutan. Karena ini menjadi upaya untuk pelestarian budaya, dresta, sastra Bali. Saya merasa bangga bisa menjadi bagian dari pelestarian budaya ini,” ucapnya bangga.

Hal senada disampaikan peserta lain, I Ketut Jiwa, S.Pd. M.Pd., yang membawakan cerita berjudul ‘Tukang Pancing’. Menurutnya, dengan adanya PKB ini, ia merasa bangga sekali bisa terlibat untuk ikut mengajegkan seni budaya Bali, terutama terkait masatua Bali. Ia merasa bersyukur bila diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat di bidang masatu Bali.

Terkait persiapan untuk lomba kali ini, persiapan sudah dimulai dari pembinaan-pembinaan. Untuk lomba masatua Bali, dirinya sudah dua kali menjadi peserta meskipun belum menjadi juara. Namun ia tetap bangga bisa menjadi duta dari Kabupaten Badung. “Ini menjadi suatu kehormatan luar biasa bisa mewakili dalam ajang lomba ini,” ucapnya bangga.

Ia berharap, mudah-mudahan ke depan, pelestarian terutama dalam bidang seni masatua ini bisa terus ditingkatkan. Tidak hanya kategori dewasa, namun juga untuk anak-anak.

Baca juga: Raperda Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Siap Diperdakan

Lomba masatua Bali dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) XLV ini, sebanyak 8 orang merupakan peserta umum dari tiga kabupaten dan kota di Bali, yaitu Kabupaten Gianyar, Badung dan Kota Denpasar. Para peserta adalah laki-laki yang diberikan kesempatan masatua dengan durasi waktu 15 menit hingga 20 menit membawakan topik tentang segara atau laut. Para peserta tampil dalam lomba mengenakan busana adat madya atau busana modifikasi, sesuai dengan tuntutan tema satua. (pbm2)

 


TAGS :

Komentar