Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Sukses! UMKM Binaan KPwBI Provinsi Bali Tetap Eksis di Masa Pandemi

UMKM binaan KPwBI Provinsi Bali

Buleleng, PorosBali.com- Komitmen Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali memperkuat UMKM sangat didukung pula oleh keseriusan UMKM itu sendiri untuk maju apalagi dalam kondisi pandemi covid-19 saat ini.

Beberapa contoh keberhasilan UMKM dibawah binaan KPwBI Provinsi Bali itu terlihat saat acara kunjungan 31 media nasional dan lokal, peserta Capacity Building 2021 di Kabupaten Buleleng, Jumat (8/10/2021).

Pertama, Kelompok Tenun Warna Alam bernama "Pagi Motley Studio" yang berada di Jalan Raya Air Sanih-Tejakula Desa Sembiran Kecamatan Tejakula.

UMKM binaan Bank Indonesia (BI) ini berhasil menembus pangsa pasar mancanegara yaitu Korea, Amerika, hingga ke Eropa.

"Pagi Motley Studio" yang mempekerjakan 15 tenaga kerja ini memanfaatkan jasa celup kain memakai dedaunan alami di sekitar lingkungan produksi sebagai bahan pewarnaan kain.

Usaha yang baru berjalan dua tahun sejak Agustus 2019 ini semakin eksis karena belum banyak yang menggelutinya. Apalagi permintaan pasar yang cenderung meningkat.

"Saya mendapatkan pengalaman karena dulu perna bekerja 18 tahun di pewarna alam. Kini saya lihat prospek usaha ini sangat menjanjikan dan pemainnya juga tidak cukup banyak," terang Made Andika Putra (37), pemilik "Pagi Motley Studio".

Ditambahkan, untuk produksi, usahanya ini bisa produksi massal hingga 5.000 meter. Kemampuan memproduksi massal tidak terlepas dari peran Bank Indonesia Provinsi Bali. Tidak itu saja, Andika mengatakan pihaknya juga berkesempatan ber-pameran.

"Berkat binaan BI juga kami bisa mengikuti pameran, link penjualan bagus, dan lainnya,” imbuhnya.  

Andika menjelaskan, penggunaan warna alami untuk pewarnaan kain katun, sutra, woll, linen, kain painting, yang dihasilkan dari lima jenis daun dan menghasilkan warna berbeda, antara lain; 1. Daun pohon Mangga (Mangifera Indica) warna kuning, 2. Daun pohon Indigo (Strobilanthes Cusia) warna biru, 3. Daun pohon Ketapang (Terminalia Catappa) warna hitam, 4. Daun pohon Secang (Caesalpinia Sappan) warna merah, dan 5. Sabut Kelapa (Cocos Nucifera) warna coklat.

“Dari lima warna ini, kita bisa lakukan mix sampai 100 warna berbeda. Kami juga garap tekstil dan interior semacam kain warna, sarung bantal, taplak meja, baju, dan semacamnya,” katanya.

Disinggung omzet, usahanya ini mampu meraup sekitar Rp 100 juta per bulan, bahkan di masa pandemi covid-19 sekarang naik sekitar Rp 100-200 juta per bulan. 

kunjungan selanjutnya, rombongan Capacity Building menyambangi pertenunan "Artha Dharma"yang berlokasi di Jalan Raya Sinabun-Sudaji Km 1, Desa Sinabun. UMKM yang berdiri Tahun 2002 ini menjadi binaan KPwBI Provinsi Bali sejak Tahun 2014. Usaha ini mempekerjakan 88 orang dan tetap eksis meski dalam situasi ekonomi sulit akibat dampak pandemi covid-19. Sampai saat ini pertenunan "Artha Dharma" masih banyak menerima pesanan semacam seragam pegawai pemerintah, perusahaan dan lainnya mekipun ada penurunan retai sekitar 70 persen.

"Kami berharap setelah pariwisata Bali dibuka untuk mancanegara kemungkinan akan segera menambah modal untuk produksi tambahan kain tenun," ujar Ketut Rajin (56), pemilik Pertenunan Artha Dharma.

Ia pun menjelaskan apabila membuat desain baru dan memerlukan tambahan untuk produksinya, akses modal  tidak sulit. Pasalnya, banyak bank yang bisa memberikan tawaran modal.

Kini, pertenunan "Artha Dharma" menyediakan jenis kain Songket, Endek Pelangi, Endek Sutra, Endek Jumputan, Endek Metris, Selendang, dan Kebaya, dengan sasaran warga lokal dan internasional.

Terkait pangsa pasar, Rajin mengatakan ada di seluruh Bali, Jakarta, hingga ke luar negeri.

"Memang kami belum sedia mengeksport, akan tetapi produk dari barang kami sudah ada sampai ke Italia, Perancis, dan kawasan negara Eropa lainnya, khususnya melalui butik,” ujar Rajinseraya mengatakan untuk efisiensi, kedepan pengiriman kain akan menggunakan sistem digital. 

Pada kunjungan tersebut, Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Rizky Ernadi Wimanda mengungkapkan, untuk bisa maju, UMKM harus berani dan lebih sering mengikuti pameran.

"Pemasaran bagi UMKM amat penting dilakukan, tidak saja offline tetapi juga online. Kami Bank Indonesia membantu alat-alat produksi, pelatihan berupa seminar, dan pemasaran. Kita akan terus monitor UMKM yang telah dibina," jelas Rizky.

Lanjut Rizky, BI tidak selamanya membina UMKM, tetapi rata-rata 2 hingga 3 Tahun dan setelah mendapatkan ilmu akan dilepas agar mandiri. Selanjutnya BI mencari UMKM yang baru. (Pbm2)

 


TAGS :

Komentar