Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Spirit "Bank Sahabat Koperasi", BPR Kanti Optimalkan Fungsi APEX Bank Memperkokoh Dasar Koperasi

I Made Arya Amitaba, I Gede Indra Dewa Putra dan Herry Djufraini. (Foto/ist)

Gianyar, PorosBali.com- BPR Kanti merealisasikan fungsinya sebagai APEX Bank atau bank pengayom  koperasi, yakni memberikan modal kerja, membantu kesulitan likuiditas, melaksanakan capacity building dan lainnya. Realisasi APEX Bank itu diwujudnyatakan dengan menggelar seminar Nasional Koperasi Indonesia 2023 pada Kamis, 2 Nopember 2023 yang bertema “APEX Bank BPR Kanti-Koperasi, Memperkokoh Pondasi Dasar Koperasi”, di Pusdiklat BPR Kanti, Batubulan, Gianyar.

Seminar Nasional diisi penandatanganan kerja sama  tentang layanan digitalisasi yang dapat dimanfaatkan bagi koperasi serta penandatanganan pemberian kredit dari Bank DKI Jakarta kepada BPR Kanti yang tentunya dapat dimanfaatkan oleh koperasi dalam meningkatkan pemupukan dana untuk disalurkan berupa kredit kepada anggota koperasi. 

"Kami berharap kegiatan ini dapat memperkuat wawasan di koperasi terkait kerja sama dan bisnis masing-masing,” ujar Direktur Utama BPR Kanti, I Made Arya Amitaba.

I Made Arya Amitaba saat memberi sambutan. (Foto/ist)

 

Amitaba mengatakan APEX Bank BPR Kanti-Koperasi sebagai wujud nyata spirit BPR Kanti bank sahabat koperasi, memperkokoh pondasi dasar koperasi dimana koperasi kokoh dengan program Palugada (apa lu mau gua ada) di BPR Kanti.

Baca juga: Edukasi Jasa Keuangan di Lingkungan Pasar, Agung Rai Wirajaya Diapresiasi Forum Pasar Kota Denpasar

Bank Kanti, tambah Amitaba, kini sedang mendesain APEX Bank seperti apa dan berharap bisa diwujudkan memperkuat koperasi kedepannya. “Pilihan koperasi closed atau open sekarang, Saatnya untuk pinjam di BPR Kanti karena pengembalian akan bisa diberikan sampai jatuh tempo sehingga koperasi closed namun bisa meminjam dana. Segera akan diformalkan secara legal mengenai APEX Bank BPR Kanti Koperasi sehingga peran BPR Kanti dapat lebih dioptimalkan,”jelasnya.

Direktur Komersial dan Kelembagaan Bank DKI, Herry Djufraini menyampaikan apresiasinya karena diberikan kesempatan untuk berkolaborasi dengan BPR Kanti. Menurutnya Bank DKI sebagai pengembang memberikan layanan dan jasa perbankan sampai ke akar rumput. "Tujuan menjalin kerja sama dengan BPR Kanti adalah memajukan ekosistem terkait dengan mikro dan usaha kecil di Bali. Selain itu juga memberikan layanan perbankan terkait digital,” ujarnya. 

Baca juga: Rai Wirajaya dan BI Bali Dorong UMKM Perkuat Transaksi Digitalisasi

Dengan tambahan digitalisasi tersebut, jelas Herry, BPR Kanti akan lebih cepat dalam memberikan pelayanan dan lebih "sustain" serta lebih bermakna bagi para debitur maupun masyarakat ekonomi, khususnya di Bali dan sekitarnya.

Hal senada juga disampaikan Kepala Bidang Kelembagaan dan Pemberdayaan Koperasi Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali, Tri Arya Dhyana yang mengapresiasi BPR Kanti menyelenggarakan Seminar Nasional ini. Karena, pada intinya adalah kerja sama yang merupakan prinsip dari koperasi.

"Terlebih, saat ini terdapat aturan-aturan baru seperti Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (PermenkopUKM) Nomor 8 Tahun 2023 tentang Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi," terangnya.

Selain itu ada juga Surat Edaran Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 6 dan Nomor 7 tahun 2023 yang mengamanatkan koperasi simpan pinjam itu memilih salah satu alternatif, baik itu open loop ataupun close loop.

Tri Arya Dhyana saat diwawancarai oleh awak media. (Foto/ist)

 

Begitu pula seiring disahkannya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK), pengaturan dan pengawasan KSP akan ditata ulang. Keberadaan UU PPSK tersebut semakin memperjelas pengawasan usaha koperasi, di mana pengawasan usaha koperasi akan terbagi menjadi open loop dan close loop.

“Apabila koperasi tersebut memilih open loop maka konsekuensinya harus di bawah Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sementara jika memilih close loop maka mereka merupakan koperasi murni. Jadi melayani dari dan untuk oleh anggota, jadi tetap ada pembenahan-pembenahan di Permemenkop 8/2023 ini. Salah satu alternatifnya adalah seperti yang ditawarkan oleh BPR Kanti ini. Jadi ada kerja sama secara keuangan untuk memperkuat likuiditas masing-masing KSP ataupun USP dan koperasi induk,” jelas Tri.

Terkait respon dari koperasi, Herry mengatakan pihaknya sedang mendata koperasi yang memilih close loop dan open loop. Namun secara persentase lebih banyak yang memilih close loop karena mereka akan tetap menjalankan operasional sebagai koperasi murni, dari, oleh dan untuk anggota.

Dedengkot perkoperasian di Bali yang juga Sekretaris DPRD Provinsi Bali I Gede Indra Dewa Putra juga memberikan apresiasi serta dukungan untuk APEX BPR Kanti.

Dikatakan, salah satu kelemahan koperasi adalah terkait dengan penguatan dana atau kelemahan dana internalnya, dimana rata-rata rasionya 10 sampai 20%. Padahal idealnya adalah 41%.

“Kelemahan koperasi kan dari sisi penguatan dana, kelemahan dana internalnya. Rata-rata rasio nya kan 10 sampai 20%, padahal idealnya 41% yang bagus itu,” jelas Gede Indra.

Ia menilai, seiring keinginan koperasi maupun kebutuhan customer, anggota yang makin meningkat, segala usahanya makin meningkat, tentu kebutuhan pendanaan makin besar.

Oleh karena itu, solusinya antara lain adalah kerjasama pendanaan melalui APEX. Terlebih lagi di backup oleh Bank DKI.

“Kalau dari internal koperasi mungkin agak terbatas, maka solusinya antara lain adalah kerjasama pendanaan melalui APEX. Apalagi di backup oleh Bank DKI dan sebagainya,” ucap mantan Kadis Koperasi dan UMKM Provinsi Bali itu.

Baca juga: OJK Perluas Akses Keuangan UMKM dan Pelajar di Desa Cemagi

Ia mengatakan BPR Kanti yang berpengalaman sebagai BPR terbaik di tingkat nasional sehingga diharapkan dapat memberikan bimbingan teknis manajemen, dan tata kelola yang baik atau Good Corporate. Selain itu juga bagaimana menangani masalah, termasuk mendorong sertifikasi para pengelola koperasi baik di tingkat pengurus, pengawas, sampai di level paling bawah.

“Harapan saya bukan dari sisi pendanaan saja sebenarnya, tetapi BPR Kanti yang berpengalaman sebagai BPR yang terbaik di tingkat nasional memberikan bimbingan teknis manajemen, tata kelola yang baik, Good Corporate. Kemudian bagaimana menangani masalah, termasuk juga mendorong sertifikasi para pengelola koperasi baik di tingkat pengurus, pengawas sampai di level paling bawah,” kata Gede Indra.

Penandatanganan kerja sama. (Foto/ist)

 

Dalam kesempatan ini juga dideklarasikan Asosiasi Dosen Ekonomi Koperasi Microfinance Indonesia guna menghimpun dosen-dosen koperasi di Indonesia untuk meningkatkan kapasitas kompetensi tentang perkoperasian di Indonesia yang menuju kepada penguatan institusi kelembagaan koperasi di Indonesia termasuk di dalamnya sedari dini memperkenalkan koperasi di kalangan mahasiswa. (Pbm7)


TAGS :

Komentar