Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Pengendalian Inflasi di Badung Libatkan Perbekel/ Lurah, Rai Wirajaya dan BI Minta Perkuat Sinergi

Anggota Komisi XI DPR RI, I Gust Agung Rai Wirajaya saat.memberikan pemahaman terkait pengendalian inflasi. (Foto/pbm)

Badung, PorosBali.com- Pengendalian inflasi daerah terus digencarkan oleh Anggota Komisi XI DPR RI, I Gust Agung Rai Wirajaya bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali. Bahkan, di Kabupaten Badung, pengendalian inflasi daerah dilaksanakan melalui Focus Grup Discussion (FGD) yang melibatkan kepala desa dan lurah se-Kabupaten Badung, di Harris Hotel Riverview Kuta, Jumat (12/5/2023).

Perhatian khusus terhadap Kabupaten Badung, kata Rai Wirajaya karena merupakan daerah pariwisata sehingga pengendalian inflasi dilakukan dengan memperkuat sinergi berbagai pihak. 

Baca juga: Triwulan I Tahun 2023, Pertumbuhan Ekonomi Bali Tetap Tinggi Capai 6,4 Persen

"Kami mohon masukan Bapak/Ibu perbekel dan lurah dalam pertemuan ini agar saya bisa sampaikan ke pusat. Ini menjadi rujukan mengambil kebijakan di pusat melalui asumsi makro," ujar anggota Fraksi PDI Perjuangan Daerah Pemilihan (Dapil) Provinsi Bali ini.

 

ARW, sapaan I Gusti Agung Rai Wirajaya, lebih lanjut mengatakan saat ini inflasi Indonesia masih tertahan di satu digit. Sementara negara lain sudah melebihi 10 persen.

"Bersyukur Bank Indonesia bisa mengatasi dampak covid. Banyak kawan-kawan kita di Kabupaten Badung  terdampak bekerja di pariwisata," tambah ARW.

Rai Wirajaya berharap resesi tak sampai masuk ke Indonesia. Karena inflasi kita terjaga dengan baik. Tolok ukur resesi itu adalah inflasi yang tinggi. "Meski melambat, Inflasi kita tetap terjaga dengan baik. Harga rupiah pun terjaga baik oleh Bank Indonesia. Mudah-mudahan ini bisa kita lakukan sampai tak merembet dampak perang Ukraina-Rusia," jelas Rai Wirajaya. 

 

Kedepan, ada rencana bersama Bank Indonesia dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk mengadakan kluster produk tertentu seperti produk pertanian atau pangan di masing-masing kabupaten dalam rangka mengendalikan inflasi. Salah satunya rencana pembangunan penyosohan gabah di Kabupaten Jembrana untuk menjaga harga gabah jangan sampai tinggi. 

"Ini untuk kebaikan kita di Bali. Tanpa kita sendiri yang melakukan, tidak akan bisa kita menjaga inflasi. Kiita coba menatanya biar tidak ada kekurangan dan kita berusaha agar beras-beras, padi itu dikelola diolah di Bali,” jelas Rai Wirajaya.

Selain Rai Wirajaya sebagai narasumber, Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali Gusti Ayu Diah Utari menyampaikan Badung akan menjadi kota yang diukur inflasinya tahun depan. Selama ini baru Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng. Diharapkan dengan dengan adanya acara FGD ini ada peningkatan kesadaran terkait dengan inflasi sehingga pengendaliannya tidak hanya dilakukan oleh pemerintah daerah, tetapi juga melibatkan Bumdes, Perumda dan juga perbekel dan lurah.

“Tahun depan Badung akan menjadi kota yang diukur inflasinya dan kami berharap dengan adanya acara ini pengendalian inflasi tidak hanya dilakukan oleh pemerintah daerah, tetapi juga melibatkan Bumdes, kemudian juga perumda dan juga perbekel-perbekel dan lurah juga ikut berpartisipasi untuk pengendalian inflasi,” terang Diah Utari.

Terkait pengendalian inflasi, Diah Utari juga mengapresiasi TPID Kabupaten Badung. Tak hanya itu, Koordinasi untuk pengendalian inflasi dengan BI dalam bentuk high level meeting, rapat koordinasi juga sudah dilakukan intensif apalagi Badung juga sudah memiliki perumda. "Perumda inilah yang diharapkan memainkan peran besar dalam mengendalikan inflasi. Terlebih lagi Perumda Badung telah memiliki mesin chas dan cold storage," ujar Diah Utari.

Baca juga: Kelurahan Peguyangan Tekan Laju Inflasi Melalui Pemanfaatan Lahan di Subak Sembung

Sementara akademisi Dr. I Gusti Ayu Diah Yuniti menyebut pengendalian inflasi bisa dilakukan dari sektor pertanian. Untuk itu perlu penguatan sektor pertanian. 

"Kita perlu mendorong kembali penguatan sektor pertanian sebagai salah satu supaya menekan inflasi," jelasnya.

Ia pun menyebut butuh waktu dan kerja bersama mengurai benang kusut inflasi. Pasalnya, inflasi hal yang biasa terjadi dari tahun ke tahun. Menurutnya, pemerintah sudah banyak melakukan upaya salah satunya operasi pasar untuk menstabilkan harga meski tetap masih ada inflasi. 

Selain dihadiri perbekel dan lurah, FGD juga menghadirkan sejumlah pelaku UMKM, perwakilan Perumda, Bumdes dan perwakilan instansi Pemkab Badung. (Pbm6)

 


TAGS :

Komentar