Media Berita Online Bali Terkini, Kabar Terbaru Bali - Beritabali.com

Pelangi Denpasar Dorong Pantai Mertasari dan Padanggalak Jadi Kawasan Konservasi Atraksi Layangan

Ketua Pelangi Kota Denpasar, I Wayan Mariyana Wandhira bersama Wali Kota Jaya Negara. (Foto/hms)

Denpasar, PorosBali.com- Persatuan Pelayang Indonesia (Pelangi) Kota Denpasar mendorong pemerintah baik itu Kota Denpasar dan Provinsi Bali menjamin ketersediaan lahan untuk atraksi layang-layang atau menaikan layang-layang. Dimana, dua lokasi yang direkomendasikan adalah Kawasan Pantai Mertasari, Sanur dan Kawasan Pantai Padanggalak, Kesiman. Hal ini lantaran keduanya dinilai ideal untuk menggelar beragam kegiatan atau lomba berbasis layang-layang di Kota Denpasar. Demikian diungkapkan Ketua Pelangi Kota Denpasar, I Wayan Mariyana Wandhira disela Pembukaan Denpasar Kita Festival Tahun 2023 di Pantai Padanggalak Denpasar, Sabtu (9/9). 

Lebih lanjut dijelaskan, pelestarian kesenian tradisi melayangan penting untuk dilaksanakan. Hal ini lantaran ayang-layang tradisional merupakan salah satu potensi budaya masyarakat yang memiliki ciri dan keunikan tersendiri, dan mendorong munculnya kreativitas serta inovasi baru. 

“Kalau untuk pembuatan, saya kira di banjar/banjar atau sekehe-sekehe sudah banyak, kita ini terkendala dengan tempat melayangan, yang mana di Kota Denpasar ini Pantai Mertasari dan Padanggalak yang sering dimanfaatkan,” ujarnya 

Baca juga: Layanan Kesehatan Jemput Bola, Pemkot Denpasar Gencarkan Safari Kesehatan

Dikatakan Wandhira, pihaknya mendorong agar dua lokasi tersebut dipatenkan menjadi sebuah kawasan konservasi untuk masyarakat bermain layang-layang, selain juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lainya sepanjang tidak mengubah bentuk kawasan yang identik dengan tanah lapang yang luas. 

“Dua lokasi itu, yakni Kawasan Pantai Mertasari dan Padanggalak ini sangat ideal, kami mendorong teman-teman baik ekeskutif dan legislatif agar satu visi untuk menetapkan dua kawasan ini, sehingga bisa dipatenkan untuk kawasan melayangan atau konsrvasi budaya melayangan sebagai permainan tradisional Bali yang memiliki nilai yang adi luhung,” harapnya

Wandhira menambahkan, hingga saat ini banyak pelayang atau rare angon Bali yang kebingungan mencari lokasi bermain layang-layang, khususnya yang berukuran besar. Nantinya, jika sudah dipatenkan, kedua kawasan ini dapat terus dikembangkan menjadi kawasan pariwisata berbasis layang-layang tradisional Bali. Hal ini juga secara jangka panjang mampu mendukung daya tarik wisata baru di Kota Denpasar. 

“Semoga keinginan baik ini untuk menjaga kebuayaan Bali, khususnya Layang-layang mendapat dukungan semua pihak, utamanya pemangku kepentingan baik di Pemerintah Kota Denpasar maupun Pemerintah Provinsi Bali,” ujar Wandhira. (Pbm2)


TAGS :

Komentar